Sunday, March 8, 2015

Siapakah Tatang Koswara?

Nama Tatang Koswara tiba-tiba menjadi trending topik di media sosial dan mesin pencari Google. Banyak orang bertanya-tanya siapakah Tatang Koswara ini? 
Tidak pernah ada yang menyangka bahwa di negeri ini ada seorang sniper kelas dunia. Tatang Koswara selama ini hanya dikenal sebagai seorang pensiunan prajurit berpangkat Letnan Satu. Namun tiba-tiba nama Tatang muncul dalam buku  "Sniper Training, Techniques and Weapons" karya Peter Brookesmith terbitan  tahun 2000, ia masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour. Keluarganya sendiri tidak pernah tahu bahwa Tatang diposisikan sebagai sniper dalam tugasnya sebagai tentara. 

Tatang mulai masuk militer melalui jalur tamtama di Banten pada 1966. Meski punya ijazah Sekolah Teknik (setara SMP), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama menggunakan ijazah SR (Sekolah Rakyat) atau Sekolah Dasar. Selang beberapa tahun ia mengikuti penyesuaian pangkat sesuai ijazah yang dimiliknya itu.Sebagai bintara, ia ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif).
Tahun 1974-1975, Tatang bersama tujuh rekannya terpilih masuk program mobile training teams (MTT) yang dipimpin pelatih dari Green Berets Amerika Serikat, Kapten Conway. Ia menggunakan sandi S-3 alias siluman 3.
"Tahun itu, Indonesia belum memiliki antiteror dan sniper. Muncullah ide dari perwira TNI untuk melatih jagoan tembak dari empat kesatuan, yakni Kopassus (AD), Marinir (AL), Paskhas (AU), dan Brimob (Polri). Namun, sebagai langkah awal, akhirnya hanya diikuti TNI AD," demikian penjelasan Tatang yang dikutip Kompas.com Senin (2/3/2015). 
Tatang dan 59 anggota TNI AD dilatih Kapten Conway sekitar dua tahun. Mereka dilatih menembak jitu pada jarak 300, 600, dan 900 meter. Tak hanya itu, mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, sniper, kamuflase, melacak jejak, dan menghilangkannya. Dari dua tahun masa pelatihan, hanya 17 dari 60 orang yang lulus dan mendapat senjata Winchester model 70. 
Pria kelahiran MedanSumatera Utara16 Desember 1946 ini menikahi Tati Hayati  pada 1968. Pada 1977 - 1978 Tatang beroperasi di Timor Timur. Di bekas provinsi Indonesia itu, lebih dari 40 orang fretilin menjadi korban tembakan jitunya. Rekor itulah yang membawanya masuk dalam daftar penembak jitu terbaik di dunia. 
Pada 1994 ia pensiun sebagai tentara dan menetap di Bandung.Setelah pensiun dari dinas, Tatang dan keluarga menyandarkan hidup dari warung nasi yang mereka.  Ia wafat pada Selasa, 3 Maret 2015 pukul 19.30. Ia meninggal setelah menjadi bintang tamu program Hitam Putih di stasiun tv Trans7.

No comments:

Post a Comment