Thursday, February 20, 2014

Ada Pengaruh Komunis Uni Soviet di WhatsApp

Berikut ini adalah penggalan kisah pendiri WhatsApp dan bagaimana latar belakang kehidupannya dimana ia tumbuh di Ukraina saat masih dibawah pemerintahan Uni Soviet mempengaruhi karakter aplikasi tersebut sebagaimana ditulis di Kompas.com :

Jan Koum, pria ini menghabiskan masa kecil di Ukraina yang masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Di negeri tersebut, percakapan warga selalu dimata-matai oleh pemerintah. "Itulah tempat yang saya tinggalkan untuk menuju ke sini (AS), di mana ada demokrasi dan kebebasan berbicara," ujar Koum.

Sehubungan dengan kemungkinan penyadapan oleh NSA, Koum mengatakan bahwa privasi pengguna WhatsApp sangat dijaga. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam Facebook dan Yahoo!, Koum mengatakan bahwa WhatsApp tak didorong oleh iklan. "Jadi, kami tak perlu mengumpulkan data pribadi pengguna," katanya.

Soal kebebasan dari iklan ini ternyata juga ada hubungannya dengan masa lalu Koum. 

"Tak ada yang lebih personal dari komunikasi yang Anda lakukan dengan teman dan keluarga, dan menginterupsi itu semua dengan iklan bukanlah solusi yang tepat," ujar Koum. "Lagi pula, saya tumbuh di sebuah dunia yang tidak mengenal iklan. Tak ada iklan di Uni Soviet yang komunis," imbuhnya. 

Tidak semua pengaruh komunis jelek bukan, buktinya Whatsapp menjadi aplikasi populer salah satunya karena tidak adanya iklan ini. Untuk mari belajar terbuka terhadap sesuatu yang berbeda, karena yang membuat sebuah paham atau keyakinan itu buruk biasanya adalah oknum saja. 

No comments:

Post a Comment