Sebuah
bom meledak di Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegalharjo,
Jebres, Solo, pada Minggu (25/9) pukul 11.00 WIB, tepat setelah acara
kebaktian selesai. Berdasarkan perkembangan yang dirilis oleh Tribun
News, ada 17 orang yang terluka karena ledakan bom tersebut.
“Yang
luka sementara 17 orang, 13 orang di rawat jalan dan sisanya dirawat
inap,” demikian keterangan dari Kabid Humas Polisi Jawa Tengah, Kombes
Pol Djihartono, Minggu (25/9).
Siang
tadi, Menko Polhumkam Djoko Suyanto langsung memberikan keterangan pers
begitu mendapat kabar tentang pengeboman gereja tersebut. Menurut data
yang diterima olehnya, ada dua korban tewas. Seorang pria yang tewas di
dalam gereja, di duga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri. Menurut berita
yang beredar, bom dililitkan pada perut pelaku. Satu korban lagi tewas
saat berada di rumah sakit.
Berbagai
pernyataan kutukan terlontar dari berbagai pihat atas tindakan teror
bom di rumah ibadah ini. Beberapa pihak, salah satunya dari Gerakan
Pemuda Ansor, menduga kuat bahwa tindakan teror ini bagian dari gerakan
radikalisasi yang mengatas namakan agama. Sebuah tindakan, yang menurut
mereka sangat biadab.
Selain
Densus 88 dari pihak kepolisian yang melakukan pengamanan di berbagai
sudut kota Solo, Densus 99 bentukan GP Ansor pun turun untuk terlibat
pengamanan. Tidak hanya itu, Ketua GP Ansor Nusron Wahid juga meminta
anggotanya untuk menentramkan masyarakat, serta membantu membersihkan
puing-puing gereja. Bila perlu terlibat aktif dalam merenovasi rumah
ibadah yang rusat karena ledakan bom tersebut.
Jika
saja antar umat beragama bisa saling menghormati dan menjaga, niscaya
kejadian pemboman gereja seperti ini tidak akan terjadi lagi. Mari
sebarkan kasih dan bukan kebencian, ciptakan bersama Indonesia yang
rukun sekalipun dalam kebhinekaan.
No comments:
Post a Comment