Friday, January 6, 2017

Siapa Sih Anak Osama Bin Laden Yang Jadi Buronan Amerika? Ini Dia Profil & Fotonya (Bag 1)


Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memasukkan putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden, ke dalam Specially Designated Global Terrorist atau daftar Teroris Global Khusus.

Pemerintahan Obama juga menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Hamza bin Laden, pada Kamis 5 Januari 2017. Hal itu dilakukan setelah ia dinyatakan telah melakukan atau berisiko melakukan aksi teroris yang mengancam keamanan warga AS atau keamanan nasional.






Menurut keterangan Deplu AS, melalui pesan audio pada 2015, Hamza menyerukan aksi-aksi teror di ibu kota negara-negara Barat. Ia juga mengancam akan melakukan balas dendam terhadap Amerika dan memperingatkan warga AS bahwa mereka akan menjadi sasaran di dalam dan luar negeri.

"Hamza bin Laden terlibat aktif dalam aksi teroris," kata Deplu AS seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (6/1/2017).

Departemen itu menambahkan, daftar teroris tersebut mencegah individu tertentu mengakses sistem keuangan AS dan bisa memandu atau melengkapi aksi-aksi penegak hukum dari instansi-instansi Amerika dan pemerintah lainnya.

Siapakah sesungguhnya sosok Hamza bin Laden yang disebut-sebut sebagai Putra Mahkota Osama bin Laden?

Hamza bin Laden merupakan anak dari pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden dan Khairiah Sabar. Anak paling muda itu tumbuh berdampingan dengan konflik dan perang.
Pada 2001, saat berumur 11 tahun, ia terlihat sedang berperang di antara militan Taliban.

Walaupun masih muda, ia dibentuk untuk menjadi seorang pemimpin. Dokumen yang ditemukan di kamp tempat penggerebekan Osama mengungkap, pemimpin Al Qaeda itu telah melatih Hamza agar suatu saat ia dapat mengambil alih kelompok teror tersebut.







Sejak 2001, Hamza muncul di sejumlah video. Pada 2005, ia terlihat dalam perang antara Al Qaeda dengan pasukan keamanan Pakistan di Waziristan selatan.

Pada 2007, diyakini Hamza telah mengambil peran yang lebih senior. Setahun kemudian, ia membuat pidato pertamanya atas nama kelompok teror. Di dalamnya, Hamza meminta para militan untuk mempercepat kehancuran bangsa sekutu yang berperang melawan Al Qaeda.

Hamza menulis surat untuk ayahnya pada 2009. Ia mengekspresikan kerinduannya dan ingin bersatu kembali. Namun tak jelas apakah mereka sempat memiliki kesempatan itu atau tidak.

"Ayahku tersayang, aku telah berpisah denganmu sejak aku masih kecil, belum berumur 13 tahun. Namun usiaku bertambah sekarang, dan telah dewasa," tulis Hamza.

"Namun yang benar-benar membuatku sedih adalah pasukan Mujahidin telah berbaris dan aku belum bergabung dengan mereka," katanya.




No comments:

Post a Comment